Pandangan Islam Terhadap Hari Wanita Internasional

Pada bulan maret kaum perempuan internasional memperingati hari perempuan internasional. Hal ini diperingati tentu saja bukan tanpa makna,  kepentingan dan tujuan didalamnya ada sejarah akan maksud penting yang diperjuangkan oleh pengagasnya. Ide ini digagas oleh bangsa barat terutama dari kalangan feminis yang memperjuangkan kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan. Dan kemudian hal ini di akomodir oleh negeri-negeri yang berasaskan kapitalis, yang menganggap bahwa perempuan memiliki kedudukan strategis baik dari segi ekonomi, sosial, maupun politik. 1296953889-hizb-ut-tahrir-protest-through-edgware-road-to-egyptian-embassy_580899

Saat ini fenomena muslimah bekerja sudah menjadi rutinitas harian yang terlihat dalam aktivitas bermasyarakat. Terlepas dari menilik hukum bolehnya wanita bekerja dalam pandangan Islam, kondisi perempuan yang berperan dalam dunia kerja saat ini karena dua pilihan. Bekerja karena terpaksa atau karena sukarela memenuhi gengsi kesenangan belaka.

“Perempuan terpaksa bekerja bahkan melewati waktunya memenuhi kewajibannya di dalam keluarga. Adanya kesenjangan yang lebar antara yang kaya dan miskin karena tidak diterapkannya hukum kepemilikan SDA yang tepat. Mana yang kepemilikan umum, individu, atau Negara. Sehingga fasilitas yang seharusnya dinikmati dengan mudah jadi sulit. Seperti bahan baku makanan, BBM dan sebagainya yang semakin sulit untuk dimiliki. Mau tidak mau, perempuan ikut membantu keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup”. Sehingga dengan mudah wanita dijerumuskan kedalam perubahan peran, mejadi obyek komersial belaka Baca lebih lanjut

Mekanisme Melahirkan Generasi Mulia

Ustad Yusuf Mustaqin

Ustadz Yusuf Mustaqin

Umat Islam adalah umat yang dilahirkan sebagai umat yang terakhir. Dia memiliki tugas yang sangat berat sekaligus sangat mulia yakni, mengkoreksi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh kaum terdahulu kemudian membawanya kepada cahaya kemuliyaan Islam. Telah diutusnya bagi mereka Rasul penyempurna yang membawai Al-Qur’an yang sempurna.

Tugas berat dan sekaligus mulia itu tentu membutuhkan orang-orang mulia yang sanggup mengemban dakwah, menyebarkan kemuliyaan tersebut, maka didalamnya perlu adanya mekanisme yang mulia pula agar mampu menghadirkan generasi yang mulia gilang-gemilang mencahayai peradaban manusia di akhir zaman. Itulah Islam Baca lebih lanjut

Safari Tauhid (di Masjid Kampus UGM)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَٱلْعَصْرِ
Demi masa.
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS: Al-‘Ashr Ayat: 1-3)

Mengetauhi sebab-sebab orang bisa merugi itu sesungguhnya adalah sebuah satu keuntungan tersendiri. Setiap manusia diberikan jatah waktu sama oleh Allah, 24 jam perhari. Tapi dari waktu yang 24 jam itu, ada orang yang bisa memanfaatkan waktunya dengan baik dan ada orang yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik. Ada yang memanfaatkan waktunya itu untuk menjadi ahli surga, dan ada yang memanfaatkan waktunya untuk menjadi ahli neraka karena tidak bisa menata waktu dengan baik.Kajian Tauhiid Aa Gym Masjid Kampus UGM 29 Maret 2014

Orang yang banyak ilmu dengan yang kurang ilmu, diberi waktu jatah waktu sama, 24 jam perhari. Orang yang rezekinya banyak dengan orang yang rezekinya biasa-biasa saja juga diberi jatah waktu sama, 24 jam perhari. Orang yang hafal quran dan yang tidak hafal-hafal diberi jatah waktu sama, 24 jam perhari. Jadi inti permasalahannya bukanlah seberapa lama jatah waktunya, tapi bagaimana kita menyikapi waktu.

Ada kecepatan, ada percepatan.  Jika dalam ilmu fisika kecepatan itu adalah  jarak /satuan waktu, artinya konstan (misalnya :  60km / jam ), maka percepatan adalah perubahan kecepatan / satuan waktu . Artinya jika kita tetap sama menjalani hidup, monton tidak ada peningkatan kualitas hidup, kita termasuk orang yang merugi.

Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama saja seperti hari kemarin, itulah orang yang merugi. Barang siapa yang lebih buruk dari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka

Masa depan kita bisa dilihat dari gigihnya kita menyikapi waktu akan menentukan apakah Baca lebih lanjut

Fiqih Interaksi Pria & Wanita

268912_247341245278726_3618549_n

Fakta wanita dapat membangkitkan naluri seksual pria, tidak berarti bahwa naluri tersebut pasti muncul setiap kali seorang wanita bertemu dengan pria. Demikian pula sebaliknya. Akan tetapi, fakta itu menunjukan bahwa pada dasarnya, keberadaan setiap pria atau wanita dapat membangkitkan naluri tersebut pada lawan jenisnya, sehingga dapat mendorong masing-masing untuk melakukan hubungan seksual. Namun demikian, bisa juga naluri ini tidak muncul ketika kedua lawan jenis itu berinteraksi, misalnya ketika melakukan aktivitas jual- beli, pada saat melaksanakan oprasi bedah pasien, atau pada proses belajar –mengajar, dan lain sebagainya. Hanya saja, pada keadaan-keadaan semacam ini atau keadaan lainnya, tetap saja dimungkinkan adanya kecenderungan terpengaruhinya naluri seksual diantara masing-masing lawan jenis. Akan tetapi, terdapatnya kecenderungan naluri tersebut juga tidak berarti akan membangkitkan naluri seksual secara pasti. Sebab, bangkitnaya naluri seksual terjadi ketika ada perubahan pandangan pada diri kedua lawan jenis itu; dari pandangan yang semula menilai bahwa keberadaan keduanya adalah untuk melestarikan keturunan  ke arah yang bersifat seksul semata, yakni hubungan biologis antara dua lawan jenis. Oleh karena itu, fakta bahwa wanita dapat membangkitkan naluri seksual pria atau sebaliknya tidak dapat dijadikan alasan untuk memisahkan pria dan wanita secara total. Dengan kata lain, tidak benar anggapan bahwa adanya kecenderungan yang dapat membangkitkan naluri seksual merupakan penghalang bagi bertemunya pria dan wanita dalam kehidupan umum dan terciptanya sebuah kerjasama. Bahkan fakta telah menunjukan bahwa dalam kehidupan umum, pertemuan pria dan wanita adalah suatu hal yang pasti terjadi dan masing-masing bekerjasama. Sebab, kerjasama merupakan kebutuhan yang amat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Akan tetapi, sebuah kerjasama seperti di atas tidak mungkin terjadi kecuali dengan system Baca lebih lanjut