Islam di Palestina

Salim6
Berbagi kisah perjalanan Ust. Salim di Palestina dapat diaskses di : Ust. Salim A Fillah – Islam di Negeri Palestina | 14Mb

Suatu saat kami duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina. Kami katakan pada beliau, “Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa ‘Arab bersatu. Bagaimana pendapat Anda?”

Beliau tersenyum. “Tidak begitu ya Ukhayya”, ujarnya lembut. “Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama & kejayaan itu.”

“Pada kurun awal”, lanjut beliau, “Allah memilih Bangsa ‘Arab. Dipimpin RasuluLlah, Khulafaur Rasyidin, & beberapa penguasa Daulah ‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu dari mereka.”

“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak ‘Ulama & Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan orang Persia.”

“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling & menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya.”

“Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk.”

“Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki; ‘Utsman Orthughrul & anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih.” Baca lebih lanjut

Bila Al-Qur’an Tidak Penting

KEWAJIBAN-TILAWAH-MEMBACA-AL-QURANBanyak manusia yang lalai dari membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan berinteraksi dengannya sebab kesibukan dunia. Tampak dari sikap sebagian besar manusia itu memandang Al-Quran tidaklah begitu penting, sehingga mereka lebih mementingkan dan memprioritaskan usahanya, perusahaannya, pendidikannya, keluarganya, dan lain-lain, mereka punya waktu untuk itu semua akan tetapi tidak bagi Al-Qur;an. Maka mari kita merenungi kedalam diri kita melalui peringatan Allah :

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ. لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Al Fathir: 29-30)

Kalau Al-Qur’an tidak penting mengapa Allah perintahkan membacanya serta menjamin pada pembacanya akan terbebas dari kerugian ? Baca lebih lanjut

Keuntungan Yang Paling Untung & Kerugian Yang Paling Rugi

Lebih Baik Dipaksa Masuk Surga

“Dunia ini adalah tempat yang terjal, bukan tempat yang  rata. Dunia tempat kesusahan, bukan tempat bersenang-senang. Maka barangsiapa yang benar-benar benar mengetahui tentang dunia, maka ia tidak akan gembira dengan kesenangannya dan tidak akan bersedih dengan kesusahannya”

Iman adalah sesuatu yang amatlah berharga sebab tanpa iman maka seorang manusia akan kebingungan tak tentu arah. Iman adalah sebuah perkara kecil namun akibatnya besar, bisa berakibat fatal. Hanya dengan imanlah manusia bisa memahami dan merasakan lezatnya bertakbir, bersujud, dan beribadah kepada Allah. Maka kemualiaan itu kelak tergantung pada Iman, ia menentukan apakah ia untung, apakah ia rugi.

Umar bin Khattab pernah berucap : “Sungguh barangsiapa yang bersusah-susah, berlelah-lelah, berpayah-payah dengan kebaikan (amal sholeh) maka susahnya, lelah dan, payahnya akan sirna yang tinggal abadi adalah kebaikannya”.

Maka demikian pula, “barangsiapa yang berbangga-bangga atas perbuatan dosa, maka kebanggaannya akan sirna terlupa, dan yang akan abadi adalah dosanya saja”

Ust. Makhroji – Keuntungan Yang Paling Untung & Kerugian Yang Paling Rugi |2mb

Islam Kok Liberal

islam-kok-liberalBagaimana mungkin Islam disamakan dengan seluruh agama-agama selain Islam ?
Padahal seluruh agama selain Islam, adalah merupakan ajaran yang menyerukan penyembahan kepada makhluk, apakah itu jin, malaikat, nabi, wali, batu, pohon, dll. Sementara Islam adalah agama yang menyerukan kepada pentauhidan “Rabbil ‘alamin”, apakah seorang muslim yang sesungguhnya mau disamakan peribadahan kepada Rabbil ‘alamin (Rabb semesta alam) ini dengan ibadah kepada dewa-dewa, Nabi, sapi, batu ? disamakan antara tauhid dengan syirik? apakah seorang muslim akan ridho terhadap persamaan-persamaan tersebut?. Sejatinya tidak mungkin ada muslim yang akan ridho terhadap hal semacam ini.

Inilah fitnah pemahaman yang dibawa oleh sekelompok orang- orang yang menamakan “Islam Liberal” dengan slogannnya “pluralisme”. Bahwa semua agama sama, sama-sama akan masuk surga masing-masing. Lantas bagi Islam yang liberal tidak hanya umat Islam yang akan masuk surga, sebab surga itu tidak hanya surganya umat Islam. Dengan katalain, ada surga Nasrani, surga Yahudi, bahkan surga Baca lebih lanjut

Arbain An-Nawawi, Syarah Hadits ke-36

KITAB RIADHUS-SALIHIN KARANGAN IMAM NAWAW

KITAB RIADHUS-SALIHIN KARANGAN IMAM NAWAW

Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu, Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Alloh akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Alloh akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh untuk membaca Kitabulloh dan mempelajarinya bersama-sama, mel Baca lebih lanjut

Menjemput Rahmat Allah

Dalam sebuah Hadits Riwayat Shahih Muslim yang cukup panjang, Diriwayatkan dari Muhammad Bin Mukadir, dan juga diriwayatkan oleh Jabir, Rasulullah datang kepada kami, lalu Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

Ust. Puji Hartono

Ust. Puji Hartono

”Baru saja Jibril datang kepadaku tadi, Jibril berkata: ”Hai Muhammad, Demi Allah: ”Bahwasanya ada seseorang melakukan ibadah kira-kira 500 tahun diatas puncak sebuah gugung yang luas, panjangnya 30 X 30 hasta, dan lautan yang melingkar di sekitarnya seluas 4000 farsakh (cat: 1 farsakh = 5, 5 km) dari setiap penjuru, di bawah gunung tersebut terdapat sumber air jernih kira-kira satu jari lebarnya, dan terdapat pula pohon buah delima yang sengaja disediakan oleh ALLAH untuknya dimana setiap hari mengeluarkan buahnya satu biji.

Setiap sore sesudah berwudlu, buah tersebut diambil dan dimakan, kemudian dia melakukan shalat seraya berdo’a mohon diambil nyawanya ditengah tengah melakukan sujud, agar tubuhnya tidak tersentuh Bumi atau yang lainnya, hingga ia bangkit di hari kiamat tengah bersujud kepada ALLAH. Maka permohonannya dikabulkan ALLAH, karena itu setiap kami lewat (naik-turun Langit) pasti dia tengah bersujud.”

Lanjut Jibril:”Kami temukan tulisnya (ceritanya) di lauhil mahfudz, bahwa: ia akan dibangkitkan kelak dihari kiamat dalam keadaan masih tetap bersujud dan diajukan kepada ALLAH, FirmanNya:”Masukkanlah hamba-Ku ini ke sorga karena Rahmat-Ku.” Tetapi hamba itu menjawab: ”Ya Allah masukkan aku ke surga karena amalku semata.”

Lalu ALLAH menyuruh Malaikat untuk Baca lebih lanjut

Seribu Hikmah Surat Al Kahfi

11050821_941907572519992_3484878122527719754_nPembahasan mengenai dajal membawa kita untuk memahami tentang keutamaan surah al-Kahfi. Sebab, ada riwayat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang dajal. “Barang siapa yang berada di zaman dajal hendaknya membaca ayat-ayat pertama di surat al-Kahfi.” (HR Muslim).

Hanya sedikit sekali manusia yang selamat dari fitnah dajal. Baik ketika masa datangnya dajal maupun saat ini menjelang masa datangnya dajal.

Karena itu, menjadi sangat penting untuk menjaga diri dari berbagai bentuk tipu daya dan penyesatan yang dilakukan para pejuang kesesatan. Mereka sedang mempersiapkan kehadiran dan panggung sang dajal akhir zaman.

Di antara keutamaan surah al-Kahfi adalah menjaga diri dari fitnah dajal. Keterangan ini telah disampaikan Rasulullah dalam beberapa hadis sahih.

Imam Muslim memberikan bab khusus tentang surah ini. Beliau menamakan salah Baca lebih lanjut

Nikmat Yang Terlupa

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS: At-Tiin Ayat: 4)

Betapa besar karunia Allah bagi manusia. Dengan Rahmatnya ia menciptakan kita dan dijadikanNya kita sebagai makhluk

Ustad Sayyidi Baraqbah

Ustad Sayyidi Baraqbah

yang terbaik dengan penciptaan yang paling sempurna. Namun, begitu banyak nikmat dan karunia Allah kepada manusia, justru kerap membuat mereka lalai dan lupa dari jasa-jasa Allah terhadap diri mereka. Mereka lupa untuk bersyukur bahkan banyak yang kufur, mereka lupa untuk bertafakur atas darimana semua nikmat-nikmat ini didatangkan dan siapa yang mengatur. Dari sepasang mata yang kita gunakan untuk melihat, kedua kaki yang kita gunakan untuk berjalan, sepasang terlinga yang kita gunakan untuk mendengar, sampai pada sepasang paru-paru yang dengannya kita bernafas, otak yang dengannya kita berfikir, dan jantung yang atasnya darah kita mampu teralirkan ke segala bagian tubuh kita. Masyaallah sungguh Allah adalah Dzat yang memliki sifat kesia-siaan tidaklah Allah menciptakan semua itu melainkan ada tujuannya. Sebagaimana manusia yang menciptakan kemudian memproduksi sebuah Baca lebih lanjut

Definisi Orang Pintar dan Bodoh Menurut Islam

” Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran” (QS. Ar-Rad 19)

Ketika kita ditanya siapa orang pinter itu, maka jawabanpositive-thinking manusia di antara kita pada umumnya adalah orang pinter itu adalah yang rangking kelasnya dari sd sampai sma adalah rangking satu, kuliah ipk-nya cumlod, bisa kuliah keluar negeri dan jadi profesor, dan sebagainya. Itulah gambaran  masyarakat terhadap orang pinter. Dan begitu pula bila kita memikirkan sosok yang pinter, maka yang tergambar adalah Einstein, Leonardo Da Vinci, Newton, Karl Marks, Plato, Aristoteles, Steven Jobs, dan Bj Habibie.

Padahal panutan kita, pemimpin kita, Rasul kita Muhammad Saw mengkriteriakan orang-orang pintar itu sangatlah jauh berbeda dengan indikator yang kita buat sebagaimana umumnya. Beliau Shallalahu ‘Alaihi wa Shallam pernah bersabda bahwa orang yang pintar adalah orang yang tahu persis tujuan hidupnya dan mampu mengendalikan hawa nafsunya. Kemudian mempersiapkan diri sebaik-baiknya demi tujuan tersebut. Maka, jika akhir kesempatan bagi manusia untuk beramal adalah kematian, mengapa orang-orang yang cerdas tidak mempersiapkannya?
Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling pintar?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy)

”Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya serta biasa beramal untuk bekal kehidupan setelah mati. Sebaliknya, orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya, sementara dia berangan-angan kepada Allah”.  (HR. Ibnu Majah). Baca lebih lanjut

Orang – Orang Yang Bangkrut (muflis)

Suatu ketika Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian siapakah muflis (bangkrut) itu?. Para sahabat menjawab: “Di kalangan kami, muflis itu adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta benda”. Nabi bersabda : “Muflis di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di hari qiyamat datang lengkap dengan membawa pahala ibadah shalatnya, ibadah puasanya dan ibadah zakatnya. Di samping itu dia juga membawa dosa berupa makian pada orang ini, menuduh yang ini, menumpahkan darah yang ini serta menyiksa yang ini. Lalu diberikanlah pada yang ini sebagian pahala kebaikannya, juga pada yang lain. Sewaktu kebaikannya sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepada dirinya. Kemudian dia dihempaskan ke dalam neraka. (HR. Muslim)1979556_231629983706451_1982523663_n

Para sahabat memahami al-muflis sebagai kebangkrutan duniawi, sedangkan maksud Nabi Saw adalah kebangkrutan ukhrawi.Maka jawab beliau : ‘al-muflis (bangkrut) ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (sebanyak-banyak) pahala shalat, zakat, puasa dan haji; tetapi (sementara itu) datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (orang-orang yang pernah di dzalimi, dipukul, di fitnah), lalu dosa-dosa itu   ditimpakan kepadanya. Kemudian dia dicampakkan ke dalam api neraka’.

Menurut hadits  di atas, orang yang bangkrut itu adalah seseorang yang Baca lebih lanjut